🐳 Arti Laisa Kamislihi Syaiun
Majazdengan tambahan seperti firman Allah “laisa kamislihi syaiun” (tidak ada sesuatu apapun yang menyamai Allah) Khabar (berita), yaitu kalam yang mengandung arti sebuah berita yang mungkin benar dan bohong secara dzatiyah, contoh جَاءَ
Kemahabbahan(kecintaan) terhadap “Dzat Laisa kamislihi Syaiun” yang mana dalam mahabbah itu mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. B. Dasar-dasar TQN. Dalam tradisi bahasa sunda kata manaqib ditambah dengan an sehingga bacaannya menjadi manaqiban yang mengandung arti proses pembacaan penggalan hidup seseorang secara
SEMARmemiliki arti Samar atau tersamar tidak jelas yg adalah Energy Hidup inilah laisa kamislihi syaiun atau tak dapat diserupakan dengan apapun alias Inti Energy. Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya Bebadra = Membangun sarana dari dasar alias DASAR SEMUA KEHIDUPAN Naya = Nayaka = Utusan mangrasul/ROSUL. Artinya :
oleh: Em Amir Nihat Tuan Guru KH. Muhammad Bakhiet dalam salah satu ceramahnya menjelaskan tentang makna dari "Subhanallah". Secara bahasa Kata Subhanallah berarti Maha Suci Allah. Subhanallah juga berarti Allah itu suci dzatNya, suci asmaNya dan suci sifatNya. Pertama. Suci dzatnya bermakna Kita mensucikan Allah bahwa Allah bukan berupa
Bahkanbarang cetakan pabrik kalau perlu diteliti, yang nampak sama, jika diteliti sampai detail, ada juga bedanya, alias tidak ada yang sama. berarti laisa kamislihi syai'un.. Jadi didunia ini segala sesuatu itu bersifat "unik", semua tidak ada yang sama persis 100%, mirip ada, tapi sama tidak ada.. semuanya juga laisa kamistlihi syai
makadia adalah laisa kamislihi syaiun, tiada satu pun yang menyerupainya, dan keadaannya dahulu adalah seperti keadaannya sekarang, dan keadaannya sekarang adalah seperti keadaannya dahulu, . harus dihubungkan antara ke 2 nya. apabila ada suatu qur’an dan hadist.tersurat pada suatu kenyataan dalam arti, atau kata2 yang disampai kan
Olehsahabat saya “BO” “Innalloha yab'atsu lihadzihil ummati ala ro'si kulli miati sannatin man yujaddidu laha diinaha”. (HR. Abu Daud no. 3740). Sesungguhnya pada setiap penghujung seratus tahun Allah SWT akan mengutus untuk umat ini orang yang akan memperbaharui Agama mereka. Al-Tajdid menurut bahasa maknanya berkisar pada "Al
Sahabat Marilah kita bersama-sama memperbanyak amalia, sehingga terbukalah dinding rahasia. Dengan terbukanya hijab maka nur itu tajjalilah pada dirinya, sehingga kita menjadi gaib, dan sehingga k
Faathirussamaawaati wal ardhi ja'ala lakum min angfusikum azwaajaw waminal'an'aami azwaajaa. Yadzra ukum fiihi laisa kamitslihii syaiun wahuwas samii'ul bashiir (Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga).
. Dalam al-Qur’an, ada satu ayat tentang Allah yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat atau hadits terkait sifat Allah yaitu Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun. لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ Artinya"Tiada satu pun yg sama dgn Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lgi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11] Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tidak semuanya tahu akan makna sebenarnya dari ayat tersebut. Apa maksud ayat Laisa Kamislihi Syai'un? Ayat Laisa kamislihi adalah ayat kesebelas dari surat Asy-syura yang menceritakan tentang Allaha. Bagi sebagian orang yang tidak tahu arti dari Laisa kamislihi syaiun, mereka mengira bahwa ayat itu berarti Allah mempunya wajah alias bentuk akan tetapi, bentuk rupa Allah tidak sama dengan makhluknya Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya yang tidak mirip dengan segala bentuk fisik yang lain atau jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah SWT punya tangan yang tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin atau tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian juga Allah SWT punya wajah, mata, kaki dan lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yang disebut oleh para ulama sebagai mujassimah dan musyabbihah. Apa itu Mujassimah musyabbihah? Mujassimah musyabbihah adalah sekelompok orang yang menganggap Allah SWT punya bentuk walau tak sama dengan yg lain Mereka ini benar-benar tak pernah sadar bahwa kalau artinya Allah punya wajah, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta ini? Coba anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yang sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat, atau bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yang unik takkan mungkin sama dengan lainnya. Bahkan, tubuh manusia pun unik takkan ada yang sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya atau scan sidik jari dan retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yang satu pun yang sama denganku dan itu betul. Teman, saudara, dan siapa pun bisa berkata seperti itu juga dan itu semua betul. Lalu apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat Asy-Syuradi atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yang sama dalam hal bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yang spesial bagi Allah sebab yang lain juga bisa berkata yang sama. Bagaimana Arti Sebenarnya Tentang Allah Dalam Surat Asy-Syura Tersebut? Para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah yaitu Asy'ariyah dan Maturidiyah tentu tidak demikian memahami ayat Laisa kamislihi di atas. Makna ayat laisa kamislihi Syai'un adalah Allah SWT benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yang sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yang otomatis tak ada jenis kategorisnya dan tak bisa diukur. Bila seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur, jisim entitas yang terdiri beberapa unsur dan aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim atau aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau apapun yang mampu dikenal atau dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, titik. Dengan makna ini, maka apa bedanya Allah dengan Makhluk lain? berbeda Allah dengan Makhluk adalah didalam semua hal dan hanya Allah satu-satunya yang berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk atau karakteristik saja, bukan beda dalam level hakikat. Semoga bermanfaat Oleh Abdul Wahab Ahmad
arti laisa kamislihi syaiun